PENGARUH SISTEM OLAH TANAH INTENSIF TERHADAP SIFAT FISIK DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH

Abstract

Intensive tillage is often used to increase agricultural land productivity, but this practice can have negative impacts on soil physical properties and water availability. This study aims to examine the effect of intensive tillage systems on changes in soil structure, porosity, and soil water storage capacity. The method is "The Effect of Intensive Tillage Systems on Physical Properties and Soil Water Availability". The results showed that intensive tillage caused significant soil compaction, reduced soil porosity and permeability, thereby reducing the soil's capacity to store water. In addition, the rate of water infiltration was drastically reduced, potentially increasing the risk of erosion and drought on agricultural land. These findings indicate that intensive tillage practices can physically degrade soil quality and have a negative impact on long-term agricultural sustainability. The implications of this study indicate the need for more sustainable soil management, such as the application of conservation tillage, in order to maintain the soil's capacity to store water and support food security.

Pengolahan tanah intensif sering digunakan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian, namun praktik ini dapat berdampak negatif terhadap sifat fisik tanah dan ketersediaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh sistem olah tanah intensif terhadap perubahan struktur tanah, porositas, dan kemampuan tanah dalam menyimpan air. Metode “Pengaruh Sistem Olah Tanah Intensif Terhadap Sifat Fisik dan Ketersediaan Air Tanah”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa olah tanah intensif menyebabkan pemadatan tanah yang signifikan, mengurangi porositas dan permeabilitas tanah, sehingga menurunkan kapasitas tanah dalam menyimpan air. Selain itu, laju infiltrasi air berkurang drastis, yang berpotensi meningkatkan risiko erosi dan kekeringan pada lahan pertanian. Temuan ini mengindikasikan bahwa praktik olah tanah intensif dapat menurunkan kualitas tanah secara fisik dan berdampak negatif pada keberlanjutan pertanian jangka panjang. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan perlunya pengelolaan tanah yang lebih berkelanjutan, seperti penerapan olah tanah konservasi, guna mempertahankan kapasitas tanah dalam menyimpan air dan mendukung ketahanan pangan.