EKSISTENSI WILAYATUL HISBAH DALAM PENEGAKAN HUKUM DI ACEH PERSPEKTIF SOSIOLOGI

Main Article Content

Rizki Bagus Hidayatulloh
Beni Ahmad Saebani

Abstract

Lembaga pelaksana hukum jinayah memiliki peran krusial dalam menegakkan hukum dan keadilan di masyarakat, terutama dalam konteks hukum Islam. Lembaga pelaksana hukum jinayah bertugas untuk menegakkan hukum yang berkaitan dengan tindak pidana dalam konteks hukum Islam, memastikan bahwa norma-norma agama dipatuhi oleh masyarakat, mengatur perilaku individu dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam, serta memberikan pembinaan melalui pendidikan hukum dan kesadaran masyarakat. Wilayatul Hisbah mencakup tugas untuk mendorong kebaikan dan melarang keburukan. Wilayatul Hisbah yang merupakan lembaga/badan yang diamanatkan oleh Qanun Nomor 11 tahun 2002. Dalam perspektif sosiologi hukum yang lahir di masyarakat Aceh ini  dikenal dengan istilah the living law dalam bentuk kebiasaan (costume), adat istiadat, kepercayaan, dan sebagainya. The living law mempunyai peranan yang tidak kalah dengan hukum positif dalam menata pergaulan manusia. Menurut Eugen Ehrlich perkembangan hukum berpusat pada masyarakat itu sendiri, bukan pada pembentukan hukum oleh negara, putusan hakim, ataupun pada pengembangan ilmu hukum karena masyarakat merupakan sumber utama hukum.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Rizki Bagus Hidayatulloh, & Beni Ahmad Saebani. (2024). EKSISTENSI WILAYATUL HISBAH DALAM PENEGAKAN HUKUM DI ACEH PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Causa: Jurnal Hukum Dan Kewarganegaraan, 9(4), 31–40. https://doi.org/10.3783/causa.v9i4.8300
Section
Articles
Author Biography

Beni Ahmad Saebani

dosen dakultas syari'ah dan hukum 

References

Abu Bakar, Al Yasa’. Wilayatul Hisbah: Polisi Pamong Praja Dengan Kewenangan Khusus di Aceh, (Banda Aceh; Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh, 2009), Cet.I.

Abu Bakar, Al Yasa’. Syariat Islam Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam: Paradigma Kebijakan Dan Kegiatan, Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Provinsi NAD. 2005.

Al-Mawardi, al-Ahkam al-Sultaniyyah wa al-Wilayah al-Diniyyah, Cet. III, (Mesir:Matba‘at Mustafa al-Babi al-Halabi, 1973)

Abdullah, Asnawi. dan Safriadi, Otoritas Wilayatul Hisbah Dalam Pemerintahan, Jurnal Syarah Vol. 10 No. 2 Tahun 2021

Ali Muhammad, Rusjdi. Revitalisasi Syari’at Islam di Aceh, Problem, Solusi dan Implementasi (Menuju Pelaksanaan Hukum Islam di Nanggroe Aceh Darussalam), (Diterbitkan Atas Kerjasama IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Logos Wacana Ilmu, 2003), Cet. I.

Bahri, Samsul. Jurisprudensi IAIN Langsa, Vol. IX, No. 1, Tahun 2017, Wilayatul Hisbah dan Syariat Islam di Aceh.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992),

Delta, Ria Kewenangan Wilayatul Hisbah Dalam Proses Penanganan Perkara Pidana Qanun, JUSTICIA SAINS: Jurnal Ilmu Hukum Vol 1, No 2 (2016).

Khairani, Peran Wilayatul Hisbah Dalam Penegakan Syariat Islam (Relfeksi 10 Tahun Berlakunya Syari’at Islam Di Aceh, Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2014.

Muhammad Ibn al-Husein al-Farakhi, Abu Ya’la. Al-Ahkam al-Sulthaniyah, (Mesir: Dar al-Fikr, TT).

Suhaidy, Saleh. Himpunan Undang-Undang Keputusan Presiden Peraturan Daerah/Qanun Instruktur Gubernur Berkaitan Pelaksanaaan Syariat Islam, (Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2006).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatid Kualitatif dan R & D, Jakarta: Alfabeta, 2009.

Qanun No. 11 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam bidang Akidah, Ibadah dan Syi’ar Islam.

Qanun 10 tahun 2018 tentang Baitul Mal

Undang-undang No. 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

Widiyanto, Anton. dkk, Menyorot Nanggroe, (Aceh Tengah, Yayasan PeNa Arraniry Press, 2007).

Yusuf Adan, Hasanuddin. Refleksi Implementasi Syari’at Islam Di Aceh, Banda Aceh; Adnin Foundation. 2009.