GAMBARAN STUDENT WELL-BEING DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Article Sidebar
Kurikulum Merdeka,
Kesejahteraan Siswa,
Bimbingan dan Konseling
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini berjudul Gambaran Student Well-Being dalam Layanan Bimbingan dan Konseling pada Implementasi Kurikulum Merdeka dan bertujuan untuk mengkaji konsep kesejahteraan siswa dalam penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh topik pertemuan MGBK di Kabupaten Bondowoso terkait kondisi siswa di sekolah dengan adanya pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, serta kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka memberikan dampak positif pada kesejahteraan siswa dengan meningkatkan fleksibilitas pembelajaran dan metode interaktif yang mengurangi beban tugas serta kegiatan belajar praktik di luar kelas. Dukungan sekolah yang memadai dan lingkungan belajar yang kondusif sangat penting untuk efektivitas kurikulum ini. Meskipun penerapan Kurikulum Merdeka berjalan dengan baik, terdapat kendala dalam pengalaman dan penyesuaian peran guru BK serta dukungan dari wali siswa dalam mendukung perkembangan siswa secara optimal. Temuan ini memberikan gambaran mengenai dampak dari implementasi Kurikulum Merdeka terhadap kesejahteraan siswa dan diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengambilan kebijakan atau penelitian lebih lanjut dalam bidang terkait. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan teori dan dapat bermanfaat bagi pemerintah serta akademisi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan layanan bimbingan konseling.
Downloads
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Anggreni, N. M. S., & Immanuel, A. S. (2020). Model school well-being sebagai tatanan sekolah sejahtera bagi siswa. Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi, 1(3), 146. https://doi.org/10.24014/pib.v1i3.9848
Fiantika, F. R., & Dkk. (2022). Metodologi penelitian kualitatif. In Metodologi penelitian kualitatif. PT. Global Eksekutif Teknologi. https://scholar.google.com/citations?user=O-B3eJYAAAAJ&hl=en
Fraillon, J. (2004). Measuring student well-being in the context of Australian schooling: Discussion paper. The Australian Council for Educational Research, 1(12), 1–54. http://www.mceetya.edu.au/verve/_resources/Measuring_Student_Well-Being_in_the_Context_of_Australian_Schooling.pdf
Konu, A., & Rimpelä, M. (2002). Well-being in schools: A conceptual model. Health Promotion International, 17(1), 79–87. https://doi.org/10.1093/heapro/17.1.79
Mai Sri Lena, D. (2023). Persepsi guru kelas terhadap implementasi kurikulum merdeka di sekolah dasar. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(16), 525–532.
Noble, T., & McGrath, H. (2008). Scoping study into approaches to student wellbeing. Australian Catholic University and Erebus International.
Palupi, R. (2020). Pengaruh school well-being terhadap hasil belajar siswa sekolah menengah kejuruan. Jurnal Kependidikan, 4(1), 99–111.
Pusdatin Kemendikbudristek. (n.d.). Data referensi pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi. Retrieved October 1, 2023, from https://referensi.data.kemdikbud.go.id/pendidikan/dikdas/052400/2/jf/6/s1
Raihan. (2017). Metodologi penelitian. In Universitas Islam Jakarta (pp. 1–186).
Ratnasari, & Neviyarni. (2021). Peran guru BK (Bimbingan dan Konseling) dalam mensukseskan program Merdeka Belajar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5, 4051–4056.
UU RI. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wangid, M. N. (2009). Revitalisasi peran konselor di sekolah. Jurnal Paradigma, 8(1), 81–92.
Zulfa, M. A. (2019). Hubungan antara school well-being dengan motivasi belajar pada siswa SMA Negeri 6 Banda Aceh.