PARADIGMA KOGNITIF CLIENT CENTERED DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Main Article Content

Elis Holisoh
Hendra Hendra
Anja Sugiarti

Abstract

Paradigma kognitif client centered merupakan salah satu paradigma yang memanusiakan manusia terdapat hal yang positif dalam paradigma ini yang dapat diadopsi dalam dunia pengajaran. Sebab dalam paradigma kognitif client centered, Rogers menyampaikan bahwa terdapat motivasi pada orang yang sehat yaitu aktualisasi diri. Artikel kali ini akan mengambil sisi positif dari paradigma kognitif client centered tentang pengakuan terhadap kemampuan diri individu yang dapat dikembangkan dalam pendidikan islam yang tidak menyalahi aturan dalam pendidikan islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode library research yang berkaitan dengan kepustakaan, baik berupa buku atau sumber catatan dan hasil penelitian terdahulu. Berdasar hasil kajian tentang paradigma kognitif client centered ditemukan bahwa; Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi dua yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Terdapat lima sifat khas seseorang yang berfungsi sepenuhnya (keterbukaan pada pengalaman, kehidupan eksistensial, kepercayaan terhadap organisme sendiri, perasaan bebas, kreativitas). Paradigma kognitif client centered terdapat hal yang positif yang memberikan kemudahan untuk memahami seseorang dalam dunia pendidikan dan dapat dikaji dengan kacamata islam yang pada akhirnya membuka wawasan dalam berpikir.

Article Details

How to Cite
Elis Holisoh, Hendra, H., & Anja Sugiarti. (2024). PARADIGMA KOGNITIF CLIENT CENTERED DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Sindoro: Cendikia Pendidikan, 3(9), 18–29. https://doi.org/10.9644/sindoro.v3i9.2535
Section
Articles