PESONA PAKAIAN ADAT SUKU ROTE NUSA TENGGARA TIMUR

Main Article Content

Najmi Nihayah
Nazwa Aulia Rahamah
Revly Haiqal Bais
Ahmad Zumaekal
Syairul Bahar
Farkhan Abdurochim Alfarauq

Abstract

Abstrak


Bagi masyarakat bangsawan, kain tenun dengan motif tertentu digunakan sebagai simbol kekuasaan dan kehormatan, sementara rakyat biasa mengenakan kain dengan desain yang lebih sederhana. Pakaian adat ini juga memainkan peran penting dalam upacara adat, seperti pernikahan, kelahiran, kematian, serta ritual keagamaan. Di era modern, pakaian adat NTT tetap relevan, tidak hanya sebagai warisan budaya tetapi juga sebagai produk ekonomi kreatif yang mendukung pemberdayaan perempuan dan pelestarian tradisi lokal. Pakaian adat merupakan kostum yang mengekspresikan identitas, yang biasanya dikaitkan dengan wilayah geografis atau periode waktu dalam sejarah. Di NTT juga terdapat beberapa suku. Dimana masing-masing suku memiliki kekhasan dan keunikan pakaian adat. Salah satu suku yang mendiami NTT adalah suku Rote. Pakaian adat suku Rote memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. 


Kata Kunci:  suku rote, kain tenun, pakaian adat


Abstract


For noble people, woven cloth with certain motifs was used as a symbol of power and honor, while ordinary people wore cloth with simpler designs. This traditional clothing also plays an important role in traditional ceremonies, such as weddings, births, deaths, and religious rituals. In the modern era, NTT traditional clothing remains relevant, not only as cultural heritage but also as a creative economic product that supports women's empowerment and the preservation of local traditions. Traditional clothing is a costume that expresses identity, which is usually associated with a geographic region or time period in history. In NTT there are also several tribes. Where each tribe has its own characteristics and unique traditional clothing. One of the tribes that inhabit NTT is the Rote tribe. The traditional clothing of the Rote tribe has its own characteristics and uniqueness.


Keywords:  suku rote, kain tenun, pakaian adat

Article Details

How to Cite
Najmi Nihayah, Nazwa Aulia Rahamah, Revly Haiqal Bais, Ahmad Zumaekal, Syairul Bahar, & Farkhan Abdurochim Alfarauq. (2024). PESONA PAKAIAN ADAT SUKU ROTE NUSA TENGGARA TIMUR. Sindoro: Cendikia Pendidikan, 9(11), 51–60. https://doi.org/10.9644/sindoro.v9i11.8725
Section
Articles

References

Fanggidae, A. (2019). "Simbolisme dalam Pakaian Adat Rote." Jurnal Kajian Budaya Indonesia, 8(1), 12-28.

Haning, P. (2021). "Transformasi Pakaian Adat Rote dalam Era Modern." Jurnal Antropologi Indonesia, 42(1), 78-95.

Kartika, S. (2018). "Makna Filosofis Tenun Ikat Rote." Jurnal Seni Budaya Nusantara, 3(2), 89-102.

Haning, Paul. (2018). "Sejarah dan Budaya Suku Rote." Penerbit Kompas: Jakarta.

Kartika, Dharsono Sony. (2017). "Warisan Budaya Nusa Tenggara Timur." Rekayasa Sains: Bandung.

Musyafa, M. F., & Kurniawan, A. A. (2023). Tradisi Jembaran: Analisis Teori Fungsional Malinowski Dalam Tradsi Santri Al Fatah Kebumen di Bulan Muharram. Al-Isnad Journal of Islamic Civilization History and Humanities, 4(02), 32-46.

Direktur Jenderal Kebudayaan, (2000), Pekan Budaya Indonesia Nusa Tenggara Timur 2000, Departement Pendidikan Nasional Direktur Jenderal Kebudayaan

Clara Apriliyanti, (2022), Pakaian adat Suku Rote Ndao, CA Manafe - osf.io