REVITALISASI KESADARAN KECAKAPAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN SENI: STUDI KASUS PELESTARIAN BUDAYA ANGKLUNG DI KALANGAN SISWA JAKARTA
Main Article Content
Abstract
Pendidikan seni memiliki potensi besar dalam melestarikan budaya lokal dan meningkatkan kesadaran multikultural di kalangan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya revitalisasi kesadaran multikultural melalui pendidikan seni, dengan fokus pada pelestarian seni tradisional angklung di kalangan siswa Jakarta. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, data dikumpulkan melalui observasi kelas, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angklung tidak hanya menjadi alat musik tradisional tetapi juga simbol nilai-nilai gotong royong, kerja sama, dan harmoni. Meskipun memiliki nilai budaya tinggi, seni tradisional seperti angklung menghadapi tantangan dari dominasi budaya populer, kurikulum yang tidak inklusif, dan kurangnya pemanfaatan teknologi. Kesimpulan menunjukkan bahwa pendidikan seni berbasis multikultural melalui angklung dapat menjadi langkah strategis untuk membangun kesadaran budaya siswa. Dengan pendekatan inklusif, pemanfaatan teknologi, dan pelatihan guru yang memadai, pembelajaran seni tradisional dapat menjadi lebih relevan dan menarik. Studi ini merekomendasikan integrasi seni tradisional ke dalam kurikulum sebagai bagian penting pendidikan untuk melestarikan warisan budaya sekaligus membangun identitas multikultural generasi muda.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work
References
Dewi, & Purwanti. (2021). Pendidikan Seni Berbasis Multikultural. Jurnal Pendidikan Seni.
Purnamasari. (2020). Tantangan Pendidikan Seni Tradisional. Jurnal Multikulturalisme dan Pendidikan Seni.
Gunawan, & Triyanti. (2022). Pendidikan Multikultural untuk Membentuk Kesadaran Budaya. Journal of Arts and Culture Education.
Iskandar, et al. (2020). Strategi Revitalisasi Seni Tradisional melalui Pendidikan Seni. Jurnal Warisan Budaya Nusantara.
Nugraha. (2023). Penggunaan Teknologi dalam Pendidikan Seni. Jurnal Teknologi Pendidikan Seni.
Sutrisno. (2021). Efektivitas Pembelajaran Seni Berbasis Proyek. Jurnal Pendidikan Progresif.
Rahayu. (2022). Peran Guru dalam Pendidikan Seni Multikultural. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
Hidayat, et al. (2021). Pendidikan Seni sebagai Sarana Pelestarian Budaya Lokal. Jurnal Seni dan Budaya Lokal.