TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UANG PANAI DALAM PERKAWINAN ADAT BUGIS

Main Article Content

Himas Diningrat
Anggita Harsya Fahrezy
Ilham Jeryawan
Sara Yogi Istiqomah

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Proses perkawinan dengan adanya adat uang panai sebagai salah satu kewajiban yang dilaksanakan oleh calon mempelai pria. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sekunder yaitu mengambil data berdasarkan naskah atau data yang dipublikasi sehingga mempermudah untuk penelitian dan keakuratan terhadap informasinya. Jika seseorang laki-laki hendak melakukan pernikahan dengan calon mempelai perempuan, dalam adat suku Bugis terdapat beberapa perhatian yang harus dipersiapkan termasuk nominal uang panai yang beragam dan membuat kontroversial bagi masyarakat. Pada dasarnya uang panai berbeda dengan uang mahar. Dalam pandangan hukum islam mahar yang terbaik adalah mahar yang memudahkan calon mempelai pria. Mudah tidak selalu berarti mudah dan sedikit. Realita yang terjadi dalam adat uang panai ini justru bersinggungan dengan hukum islam. Karena realita yang terjadi jumlah nominal yang diminta dalam uang panai justru semakin memberi penderitaan bagi calon mempelai pria yang hendak melaksanakan pernikahan namun tertahan oleh jumlah nominal yang diminta oleh pihak calon keluarga perempuan.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Himas Diningrat, Universitas Tidar

Program Studi Hukum Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Tidar

Anggita Harsya Fahrezy, Universitas Tidar

Program Studi Hukum Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Tidar

Ilham Jeryawan, Universitas Tidar

Program Studi Hukum Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Tidar

Sara Yogi Istiqomah, Universitas Tidar

Program Studi Hukum Fakultas Ilmu Sosial & Politik Universitas Tidar