RELEVANSI ZIKIR DAN SYUKUR DENGAN KEHIDUPAN MANUSIA MENURUT HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR
Main Article Content
Abstract
Dalam kehidupan modern, banyak individu mengalami kecemasan, stress, dan kekurangan makna hidup. Meski berbagai solusi ditawarkan, masalah spiritual seringkali diabaikan. Pertanyaan utamanya adalah, Bagaimana praktik zikir syukur dapat memberikan solusi spiritual dan meningkatkan kualitas hidup individu? Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman tentang Relevansi Zikir dan Syukur Dengan Kehidupan Manusia Menurut Hamka Dalam Tafsir al-Azhar. Tujuan lainnya adalah untuk mengindentifikasi bagaimana zikir dan syukur dapat berperan dalam mengatasi masalah spiritual dan memberikan makna hidup yang lebih mendalam kepada setiap individu. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis konten dari Tafsir al-Azhar. Pendekatan deskriptif analitis digunakan untuk memahami konsep zikir dan syukur serta relevansinya dalam konteks kehidupan modern. Hamka dalam Tafsir al-Azhar menekankan pentingnya zikir sebagai bentuk pengingat kepada Allah SWT yang dapat menenangkan jiwa dan mengurangi kecemasan. Zikir membantu individu untuk tetap fokus pada tujuan hidup yang lebih tinggi dan menghindari perilaku negatif. Syukur, disisi lain, dianggap sebagai cara untuk mengakui dan menghargai nikmat Allah SWT, yang dapat meningkatkan rasa puas dan bahagia dalam hidup. Kedua praktik ini, menurut Hamka, tidak hanya memberikan ketenangan batin, tetapi juga meningkatkan kualitas hubungan sosial dan spiritual seseorang.
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
A. Malik Madany, (2015) Syukur dalam Perspektif al-Quran, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Az-Zarqa’, Vol. 7, No. 1, hlm. 7
Abdul Aziz Dahlan, dkk, (1996) Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, Jilid VI, hlm. 2016
Abu ‘Abdullah Muhammad bin Isma’il,(1993) Shahih al-Bukhari, Damaskus: Daru al-Ibnu Katsir, Cet. V, No. 6044, Juz, V, hlm. 2353
Abu Bakar Atjeh, (1996) Pengantar Ilmu Tarekat: Uraian Tentang Mistik, Solo: Ramadhani, hlm. 276
Abu Daud Sulayman bin al-Asy’ats al-Sijistani, (1998), Sunan Abu Daud, Juz IV Kairo: Dar al-Hadis, hlm. 257
Abu Muhammad ‘abdul al-Hamid bin Hami, (2002), al-Muntakhobu min Musnid ‘abdul bin Hamid, Valencia: Dar Balensia, Cet. II, Juz. II, hlm. 181
Ahmad bin Faaris, (1969) Maqaayis al-Lughah, Cairo: Daar al-Sya’ab, hlm. 208
Ahmad bin Musthafa al-Maraghi, (1946) Tafsir al-Maraghi, Mesir: Musthafa, Cet. I, Jilid XXII, hlm. 74
Ahmad Mustafa al-Marāghī, (1985), Tafsir al-Marāghī, Beirut: Dar al-Ihya al-Turats al-‘Arabiyah, Jilid I, hlm. 171
Ahmad Warson Munawwir, (2003) Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, hlm. 734
Al-Islam,(1987) Muamalah dan Akhlak, Jakarta: PT. Rineka Cipta, hlm. 187
Al-Raaghib al-Ishfahani, (1961) al-Mufradaat fi Ghariib al-Quran, Cairo: Mustafa al-Babi Halai, hlm. 265
Andhita Dessy Wulansari, (2012) Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktis dengan Menggunakan SPSS, Ponorogo: STAIN Po PRESS, hlm. 61
Atabik Ali, dkk, (1998), Kamus Kontemporer Arab Indonesia, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, hlm. 1143
Aviv Alviyah, (2016) Metode Penafsiran Buya Hamka Dalam Tafsir al-Azhar, Jurnal Ilmu Ushuluddin, vol. 15, No. 1, hlm 28
Badiatul Razikin (dkk), (2009) 101 Jejak Tokoh Islam, Yogyakarta: e-Nusantara, hlm. 189
Hamka, (2018) Falsafah Hidup, Jakarta: Republika Penerbit, hlm. 415
Hamka, (1982) Tafsir al-Azhar, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd Singapura, Jilid. VII. hlm. 5055
Hazri Adlany, et.al, (2002) al-Quran Terjemah Indonesia, Jakarta: Sari Agung, hlm. 470
Husnul Hidayati, (2018) “Metedologi Tafsir Kontekstual al-Azhar Karya Buya Hamka”. Jurnal Ilmu al-Quran dan Tafsir, Vol. 1, No. 1, hlm. 32
Ibn Manzhūr, (1990) Lisān al-‘Arab, Beirut: Dār al-Ma’arif, Jilid III, hlm. 1507-1509.
Ibnul Qayyim al-Jauziyah, (1998) Madarijus Salikin (Pendekatan Menuju Allah), Terj. Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, hlm. 288
Ida Fitri Shohibah, (2008) Dinamika Syukur pada Ulama Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, hlm. 23
Imam al-Hafidz Abi Bakr Muhammad bin Ja’far bin Muhammad bin Sahl al-Samiry, (1982) Fadlilati al-Syukri Lillahi ‘ala ni’mati wa ma yajibu min al-Syukri lilmun’ami ‘alaihi, Damsyiq, Darul Fikri, hlm. 6
Kajiro Nakamura, (2005) Ghazali and Prayer, alih bahasa Uzair Fauzan, Metode Zikir dan Doa al-Ghazali, Bandung: Arasy Mizan, hlm. 79
KH. Aqil Said Siroj, (2006) Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi Bukan Aspirasi, SAS Foundation, hlm. 74
Mahmud Yunus, (2010) Kamus ‘Arab Indonesia, Jakarta: PT Mahmud Yunus wa Dzurriyyah, hlm. 201
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyah, Mu’jam al-Fazh al-Quran al-karīm, Kairo: al-Hay’ah al-Mishriyah li al-Ta’lif wa-al-Nasr, t.t, Jilid I, hlm. 437
Mestika, Zed, (2008), Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 3
Mila Fatmawati dkk, (2018) Analisis Semantik Kata Syukur Dalam al-Quran, vol. 3, (Al-Bayan: Jurnal Studi al-Quran dan Tafsir, hlm. 94
Muhammad Afdoli Ramadoni, (2023) Rijal al-Da’wah: Melacak Gerakan dan Pemikiran Para Dai di Indonesia Abad ke-20 M, Jakarta Timur: Makkatana, hlm. 76
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, (2007) al-Mu’jam al-Mufahras Li Alfazh al-Quran al-Karim, Cairo: Dar al-Hadis, hlm. 385-386
Resti Widianengsih, Hadis Tentang Dzikir Perspektif Tasawuf, Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, Jurusan Ilmu Hadis, hlm. 9
Siti Maryam, (2018) Skripsi: Konsep Syukur Dalam Al-Quran Studi Komparasi Tafsir Al-Azhar dan Al-Misbah), -Jatim: UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, hlm. 17