NEGOSIASI IDENTITAS TIONGHOA MUSLIM DALAM RELASI SOSIAL (STUDI PADA KOMUNITAS PITI PANGKALPINANG)

Main Article Content

Sieanta Pratama
Iskandar Zulkarnain
Michael Jeffri Sinabutar

Abstract

Permasalahan pengakuan identitas Tionghoa Muslim pada komunitas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) menjadi latar belakang negosiasi perjuangan untuk pengakuan. Pada satu sisi, Tionghoa Muslim terikat dengan budaya Tionghoa dan di sisi lain dengan ajaran Islam. Tionghoa Muslim menghadapi diskriminasi dan melakukan negosiasi identitas agar dapat diterima dalam komunitas Tionghoa. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana proses negosiasi identitas Tionghoa Muslim dan respon apa saja yang diterima oleh Tionghoa Muslim. Adapun teori yang digunakan adalah perjuangan untuk pengakuan dari Axel Honneth, dan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.


Penelitian ini menemukan dua hal penting. Pertama, yang melatarbelakangi negosiasi Tionghoa Muslim adalah pemahaman akan diskriminasi atas identitas pribadi yang dimiliki, sehingga negosiasi tersebut dilakukan dalam ruang-ruang negosiasi fleksibel maupun mutlak. Negosiasi identitas selalu berhasil dengan memperhatikan level-level penerimaan yang memerlukan waktu tertentu. Kedua, keberhasilan ini diklasifikasikan berdasarkan tiga wilayah pengakuan menurut Axel Honneth: pengakuan cinta, pengakuan hukum, dan pengakuan solidaritas. Tionghoa Muslim di komunitas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) memandang bahwa pengakuan cinta adalah kunci untuk memperoleh dua pengakuan lainnya dengan lebih mudah. Dengan berhasilnya negosiasi identitas, Tionghoa Muslim mendapatkan kembali kebebasan penuh untuk memperoleh afeksi, hak otonomi dalam beribadah, dan hak untuk menunjukkan keunikan diri serta kontribusi mereka dalam masyarakat. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dalam pemahaman tentang negosiasi identitas Tionghoa Muslim dan manfaat praktis bagi masyarakat umum dan pemerintah dalam upaya membina lingkungan masyarakat yang harmonis.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Sieanta Pratama, Iskandar Zulkarnain, & Michael Jeffri Sinabutar. (2024). NEGOSIASI IDENTITAS TIONGHOA MUSLIM DALAM RELASI SOSIAL (STUDI PADA KOMUNITAS PITI PANGKALPINANG). Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 4(8), 141–150. https://doi.org/10.6578/triwikrama.v4i8.5164
Section
Articles
Author Biographies

Sieanta Pratama, Universitas Bangka Belitung

Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung

Iskandar Zulkarnain, Universitas Bangka Belitung

Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung

Michael Jeffri Sinabutar, Universitas Bangka Belitung

Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung

References

Amaruli, Rabith Jihan dan Mahendra Pudji Utama. Konversi Agama dan Formasi Identitas: Tionghoa Muslim Kudus Pasca-Indonesia Orde Baru. Humanika, Vol.22 (2), 2015: 103-113

Amsa, Saefudin. 2014. Rekonstruksi Identitas Diri dan Masyarakat. Studi Tentang Anggota Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Blora Jawa Tengah. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Fajarni, Suci. Teori Kritis Mazhab Frankfurt: Varian Pemikiran 3 (Tiga) Generasi serta Kritik Terhadap Positivisme, Sosiologi, dan Masyarakat Modern. Substantia, Vol.24 (1), 2022: 72-95

Lestari, S. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana.

Lubis, Akhyar Yusuf. 2015. Pemikiran Kritis Kontemporer. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Marta, Rustono Farady. Perjuangan Multikulturalisme Perhimpunan Indonesia Tionghoa Dalam Perspektif Rekognisi Axel Honneth. Bricolage, Vol.4 (1), 2018: 23-94.

Maspufah, Fia Dita. 2018. Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Tangerang Tahun 1978-2016. Universitas Islam Negeri "Sultan Maulana Hasanuddin", Banten.

Muhyidin, Moh. 2017. Peran PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) terhadap Islamisasi di Indonesia. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Murfia, Isti. Suprihatini, Taufik. Rahardjo, Turnomo. Ulfa, dan Nurrist Surayya. 2014. Negosiasi Identitas Kultural Tionghoa Muslim Dan Kelompok Etnisnya Dalam Interaksi Antarbudaya. Universitas Diponegoro, Semarang.

Murtadlo, Muhamad. Budaya dan Identitas Tionghoa Muslim di Kalimantan Barat. Lektur Keagamaan, Vol.1 (2), 2013: 281-308.

Pratiwi, Ria Mei Andi, dan Muhammad Syafiq. Studi Life History Identitas dan Interaksi Sosial Pada Keturunan Tionghoa Muslim. Indonesia OneSearch PERPUSNAS, Vol.5 (2), 2015: 97-110.

Rahman, Bustami dan Ibrahim. 2009. Menyusun Proposal Penelitian. Pangkalpinang: UBB Press.

Ramli. 2015. Dakwah Terhadap Muslim Etnis Tionghoa Di Kota Makassar (Perspektif Sosiol-Antropologis). Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar.

Ratnawati, Devi, Nurhadi Nurhadi, dan Abdul Rahman. Pembentukan Identitas Tionghoa Muslim. Ideas, Vol.8 (4), 2022: 1237-1246.

Ritzer, George, dan Douglas J. Goodman, 2012. Teori Sosiologi Modern Edisi Revisi. Yogyakarta: Kreasi Wacan.

Ritzer, George. 2011. Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda. Jakarta: Rajawali Pers. Soekanto, Soerjono, 2006, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo.

Runesi, Yasintus T. Pandangan Axel Honneth Tentang Keadilan Sebagai Institusionalisasi Kebebasan Dalam Relasi Pengakuan. Melintas, Vol.36 (1), 2020: 98-128

Sitorus, Fitzerald Kennedy. 2020. Axel Honneth Filsuf Generasi III Mazhab Frankfurt, Bagian I: Kritik atas Habermas dan Para Pendahulunya. Basis 69.

Susanto, Albertus Erwin. 2020. Axel Honneth: Teori Perjuangan demi Pengakuan. Basis 69.