STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI UNTUK MENDUKUNG EKONOMI LOKAL DI DAERAH PESISIR
Main Article Content
Abstract
Tourism is one of the potentials that is now being explored and developed in many countries. There is an increasing trend in the international tourism market to travel in unspoiled areas. This trend provides an opportunity for the development of Indonesian tourism because Indonesia is the largest archipelago in the world that is rich in biodiversity, has a coastline length of more than 81,000 km and 17,504 islands, of which 10,000 islands are small, even very small, unnamed and uninhabited. Small islands have the potential to be utilized for tourism activities. This research focuses on the development of marine ecotourism to support the local economy. This is because they have high wealth diversity in various forms of culture: history, customs born according to their ecological character, Coastal Communities. This research was conducted with qualitative research methods using literature approaches, namely describing development based on descriptive analysis of existing readings. In terms of development, it can be found such as building infrastructure in the community strengthening labour networks production-marketing relationships building community-based infrastructure strengthening labour networks production-marketing relationships for small, medium and large enterprises that prioritize regional comparative advantages. The SME sector's ability builds markets, promote trade, manage natural resources, reduce poverty.
Salah satu peluang yang sekarang sedang diselidiki dan dikembangkan di banyak negara adalah pariwisata. Bepergian ke lokasi-lokasi yang masih alami menjadi semakin populer di industri pariwisata global. Kecenderungan ini memberikan peluang bagi pertumbuhan pariwisata Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dan paling beraneka ragam di dunia, dengan garis pantai sepanjang lebih dari 81.000 km dan 17.504 pulau, 10.000 di antaranya berukuran kecil, bahkan sangat kecil, tidak bernama, dan tidak berpenghuni. Pulau-pulau kecil memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Pertumbuhan ekowisata bahari untuk meningkatkan ekonomi lokal adalah topik utama dari penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh kekayaan dan keragaman budaya yang dimiliki, termasuk sejarah dan adat istiadat yang dikembangkan sesuai dengan karakter ekologi mereka, yaitu masyarakat pesisir. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan kepustakaan, yaitu mendeskripsikan perkembangan berdasarkan analisis deskriptif dari bacaan yang ada. Dari segi pembangunan, dapat ditemukan seperti membangun infrastruktur di komunitas dan memperkuat jaringan kerja dan hubungan produksi-pemasaran membangun infrastruktur berbasis komunitas dan memperkuat jaringan kerja dan hubungan produksi-pemasaran untuk usaha kecil, menengah dan besar yang mengedepankan keunggulan regional dan komparatif. Kemampuan sektor UKM untuk membangun pasar, mempromosikan perdagangan, mengelola sumber daya alam, mengurangi kemiskinan.
Downloads
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Mattiro, S., Nasrullah, & Reski. (2021). PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS BUDAYA BAHARI UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI PULAU KERAYAAN KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 6(3).
Muis, A. A., Sumarmi, & Astina, I. K. (2016). STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI PARIWISATA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(11), 2178–2188.
Pujianto, W. E. (2023). Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pasca Covid Melalui Ekowisata Bahari di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal ALTASIA, 5(2).
Satria, D. (2009). STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS EKONOMI LOKAL DALAM RANGKA PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI WILAYAH KABUPATEN MALANG. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(1)